SEJARAH LOGIKA
Logika muncul bersama dengan filsafat.Itu tidak berarti
logika berdiri sendiri sebagai satu disiplin di samping filsafat melainkan
bahwa dalam filsafat Barat – sudah nyata pemikiran yang logis.Untuk menetapkan
dengan pasti kapan “hari lahir” logika tidak mungkin.Umumnya diterima bahwa
orang pertama yang melakukan pemikiran sistematis tentang logika adalah filsuf
besar Yunani Aristoteles (384-322 M).menarik, karena Aristoteles sendiri tidak
menggunakan istilah “logika”. Apa yang sekarang kita kenal sebagai logika, oleh
Aristoteles dinamakan “Analitika” – penyelidikan terhadap
argumentasi-argumentasi yang bertitik-tolak dari putusan-putusan yang benar –
dan “Dialektika” – penyelidikan terhadap argumentasi-argumentasi yang
bertitik-tolak dari putusan-putusan yang masih diragukan.“Logika’ bagi
Aristoteles dan para pengikutnya tidak dikategorikan sebagai satu ilmu di
antara ilmu-ilmu yang lain. Menurut Aristoteles “logika” adalah persiapan yang
mendahului ilmu-ilmu.Atau dapat dikatakan bahwa “logika” adalah alat (organon)
untuk mempraktikkan ilmu pengetahuan.
Orang pertama yang menggunakan istilah “logika” adalah
Cicero (abad pertama sebelum Masehi) tetapi dalam pengertian “seni
berdebat’. Di kemudian hari, yakni pada permulaan abad ketiga masehi, Alexander
Aphrodisias menggunakan istilah “logika” dengan arti yang dikenal sekarang.
Sampai berabad-abad lamanya pembicaraan mengenai logika tidak mengalami
perkembangan melainkan masih tetap sama seperti pada waktu Aristoteles.
Immanuel Kant (Abad XVIII) mengatakan logika tidak mengalami perkembangan.Akan
tetapi pada pertengahan abad XIX logika mengalami perkembangan karena ada usaha
dari beberapa tokoh yang mencoba menerapkan matematika ke dalam logika.Gejala
itu kini dikenal sebagai saat munculnya logika modern.Sejak saat itu
logika dibedakan menjadi logika tradisional/klasik dan logika modern
yang lazim dikenal sebagai logika matematika/simbolik.
Logika tradisional/klasik adalah sistem ciptaan Aristoteles
yang berfungsi untuk menganalisa bahasa.Sedangkan logika modern berusaha
menerapkan prinsip-prinsip matematik terhadap logika tradisional dengan
menggunakan lambang-lambang non-bahasa. Dengan demikian keduanya berkaitan erat
satu dengan yang lain. Oleh karena itu memahami kedua macam logika dengan baik merupakan
bantuan yang sangat besar dalam berpikir yang teratur, tepat, dan teliti. Logika
modern dirintis oleh orang-orang Inggris, antara lain A. de Morgan (1806
– 1871), George Boole (1815-1864), dan mencapai puncaknya dengan karya
besar A. N. Whitehead dan Bertrand Russel “Principia
Mathematica”.
A. PENGERTIAN
LOGIKA
“Logika” berasal dari kata Yunani “logos” yang berarti ucapan,
kata, akal budi, dan ilmu.Kamu tentu sudah banyak kali mendengar kata
logos.Misalnya, ketika mempelajari biologi, kamu tahu kalau biologi adalah ilmu
(logos) tentang makhluk hidup (bios).Atau sosiologi yakni ilmu tentang
masyarakat (socius), atau zoologi, yakni ilmu tentang binatang, atau psikologi,
yakni ilmu tentang jiwa (psikhe) manusia.Bahkan ilmu tentang Tuhan
(teologi).Demikianlah, logos dalam pengertian ilmu atau kajian memiliki
hubungan yang erat dengan salah satu aspek kajian yang menjadi objek formal
dari ilmu bersangkutan sekaligus membedakan ilmu tersebut dari ilmu-ilmu
lainnya.
Secara leksikal, Oxford Dictionary mendefinisikan
logika sebagai “science of reasoning, proof, thinking, or inference;
particular scheme of or treatise on this; chain of reasoning, correct or
incorrect use of argument, ability in argument, arguments.”Meriam
Webster’s Desk Dictionary menjelaskan bahwa logika adalah “a science
that deals with the rules and tests of sound thinking and proof by reasoning.”Kamus
Oxford juga menyebutkan bahwa aslinya istilah lengkap untuk logika adalah logike
tekhne, yang artinya seni atau keterampilan berpikir.
Dapat disimpulkan bahwa pengertian etimologis maupun
leksikal mengenai logika sebagaimana dikemukakan di atas menegaskan dua hal
sekaligus yang menjadi inti pengertian logika.Pertama, logika sebagai
ilmu; logika adalah elemen dasar setiap ilmu pengetahuan.Kedua, logika
sebagai seni atau ketrampilan, yakni seni atau asas-asas pemikiran yang tepat,
lurus, dan semestinya.Sebagai ketrampilan, logika adalah seni dan kecakapan
menerapkan hukum-hukum atau asas-asas pemikiran itu agar bernalar dengan tepat,
teliti, dan teratur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar